Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
A. Prinsip Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Prinsip dasar pertumbuhan dan perkembangan anak, terdapat beberapa pendapat berbeda dalam mengartikan pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan literatur yang ada isitilah pertumbuhan biasanya merujuk untuk menyatakan perubahan dalam bentuk fisik yang secara kuantitatif semakin besar ataupun panjang. Istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya perubahan aspek psikologis dan aspek sosial.
![]() |
Pertumbuhan Anak |
1. Pengertian Pertumbuhan
Menurut para ahli:
a. Karl E. Garrison: Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam bentuk ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.
b. Atan Long: Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari satu peringkat ke satu peringkat yang lain dari masa ke masa.
c. D.S Wright & Ann Taylor: Pertumbuhan adalah pertambahan dalam berbagai sifat luaran seseorang (sifat jasmani, seperti: ukuran tubuh, tinggi, berat badan dan lain-lain).
Pertumbuhan juga merupakan perubahan secara fiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, peredaran waktu tertentu. Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yag terjadi pada bagian, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu organisme (Whitherington, 1991:156). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan individu beruapa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, dan bertambahnya panjang pada rambut.
2. Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi (Santrok Yussen,1992). Dengan demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu. Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B. Harlock).
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang terjadi dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari.Mka proses perubahan tarsebut dinamakan dengan perkembangan.
Hurlock (1997: 29) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip perkembangan tersebut meliputi:
a. Perkembangan Melibatkana Adanya Perubahan
Perkembangan pada anak selalu ditandai adanya perubahan bersifat progresif yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
b. Perkembangan Awal Lebih Kritis dari Perkembangan Selanjutnya
Perkembangan merupakan proses continue, dimana perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu kesalahan taupun gangguan pada perkembangan awal akan terus mempengaruhi perkembangan-perkembangan berikutnya.
c. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar
Kematangan merupakan hasil perkembangan melalui tahapan-tahapan yang kompleks dan saling terkait dari tahapan-tahapan awal ke tahapan-tahapan selanjutnya. Perkembangan merupakan hasil belajar mengartikan bahwa perkembangan diperoleh melalui usaha sadar dan latihan.
B. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
Perubahan ukuran anak
1. Ciri-ciri Pertumbuhan
a. Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkaran kepala, dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru, atau usus akan bertambah besar sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh.
b. Perubahan proporsi
Perubahan proporsi juga merupakan ciri pertumbuhan. Anak bukanlah dewasa kecil. Tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar dibandingkan pada umur lainnya.
c. Hilangnya ciri-ciri lama
Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan, seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, dan menghilangnya reflek-reflek primitif.
d. Timbulnya ciri-ciri baru
Timbulnya ciri-ciri baru ini adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti timbulnya rambut pubis, aksila, dan lain-lain.
Perkembangan anak dalam berfikir
2. Ciri-ciri Perkembangan
Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem neuromuskuler, bicara, emosi, dan social. Kesemua fungsi tersebut memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
a. Perkembangan melibatkan perubahan
Karena perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan, maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perubahan-perubahan tersebut meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu.
b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Misalnya, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu, perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Perkembangan memiliki pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu :
1) Perkembangan terjadi terlebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.
2) Perkembangan terjadi lebih dulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini disebut proksimodistal.
d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.
e. Perkembangan memiliki kecepatan yang berbeda
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainnya.
f. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi, dan lain-lain.
C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan
Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap. Berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut.
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ansak menjadidewasa.
a. Pertumbuhan Sebelum Lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan saraf masing-masing komponen biologis telah mampu berfungsi secara mandiri.
b. Pertumbuhan Setelah Lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir sampai dengan umur,25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau pranatal) sampai dengan proporsi yang ideal di masa dewasa, dapat dilihat pada gambar berikut.
2. Intelek / Perkembangan Kemampuan Kognitif
Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain kemampuan berfikir dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.
3. Emosi
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan , atau sedih yang ditunjukkan dengan menangis.
4. Sosial
Dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Setiap orang memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memeerlukan manusia lain.
a. Aspek-aspek perkembangan anak yang dipantau (Kementrian Kesehatan RI, 2012:7) antara lain ;
1) Gerak Kasar atau motorik kasar, adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
2) Gerak Halus atau motorik halus, adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.
3) Kemampuan bicara atau bahasa, adalah aspek yang berhubungan dengan memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4) Sosialisasi dan kemandirian, adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/ pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
TABEL PERKEMBANGAN ANAK NORMAL
USIA
|
GERAKAN KASAR
|
GERAKAN HALUS
|
BICARA
|
SOSIALISASI
|
4 bln
|
Mampu menunpu dengan kedua lengan dan berusaha mengangkat kepala
|
Mampu bermain dengan kedua tangannya
|
Mampu mendengarkan kertas diremas dan bermain bibir sambil mengeluarkan air liur
|
Mampu tersenyum kepada ibunya.
|
8 bln
|
Mampu duduk sendiri kemudian mengambil posisi ongkong-ongkong dan bertahan sebentar.
|
Mampu menggenggam balok mainan dengan seluruh permukaan tangan
|
Mampu mengeluarkan suara ma...ma..., ta...ta..., da...da...
|
Mampu bermain ciluk ba
|
12 bln
|
Mampu berdiri sendiri dan berjalan sambil berpegangan
|
Mampu mengambil benda kecil dengan ujung ibu jari dan dan jari telunjuk
|
Mampu mengucapkan satu kata atau lebih dan tahu artinya.
|
Mampu memberikan mainan pada ibu atau bapak.
|
18 bln
|
Mampu berlari tanpa jatuh
|
Mampu menyusun 3 balok mainan
|
Mampu mengucapkan 10 kata atau lebih dan tahu artinya
|
Mampu menyebutkan namanya bila ditanya.
|
24 bln
|
Mampu melompat dengan 2 kaki sekalipun
|
Mampu membuka botol dengan memutar tutupnya
|
Mampu menjawab dengan kalimat, 2 kata.
|
Mampu meniru kegiatan orang dewasa.
|
36 bln
|
Mampu turun tangga dengan kaki bergantian tanpa berpegangan
|
Mampu meniru, garis tegak, garis datar, dan lingkaran
|
Mampu bertanya dengan memakai kata apa, siapa, di mana?
|
Mampu bermain bersama dengan temannya.
|
48 bln
|
Mampu melompat dengan 1 kaki di tempat
|
Mampu memegang pensil dengan ujung jari
|
Mampu menggunakan kalimat lengkap (lebih dari dua kata)
|
Mampu bermain bersama teman dengan satu permainan.
|
60 bln
|
Mampu melompat dengan satu kaki ke arah depan
|
Mampu meniru tanda + (tambah), □(kotak)
|
Mampu bercerita dan bermakna
|
Mampu bermain dengan bersama teman dengan mengikuti urutan permainan.
|
(__________, Pedoman Pelaksanaan : Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar, Kementrian Kesehatan RI. 2012).
D. Periode Pertumbuhan dan Perkembangan anak
Periode-periode perkembangan anak meliputi 5 periode sebagai berikut yaitu:
1. Periode pra-natal (sejak konsepsi sampai kelahiran)
Sebelum kelahiran, perkembangan berlangsung dengan sangat pesat, khususnya dalam perkembangan fisiologis dan meliputi pertumbuhan seluruh struktur tubuh.
2. Periode infasi (sejak lahir sampai 10-14 hari)
Periode bayi yang baru dilahirkan disebut new born atau neo natus. Dalam periode ini bayi secara menyeluruh harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang benar-benar baru diluar tubuh ibunya. Pada periode ini sementara pertumbuhan tidak bertambah.
3. Masa bayi (sejak usia 2 minggu sampai 2 tahun)
Pada awalnya bayi benar-benar tidak berdaya. Sedikit demi sedikit ia belajar untuk mengendalikan otot-ototnya sehingga dengsn demikian ia dapat bergerak sendiri. Perubahan ini disertai dengan meningkatnya penolakan untuk diperlakukan seperti bayi dan keinginan yang makin meningkat untuk tergantung pada orang lain.
4. Masa anak-anak (sejak usia 2 tahun sampai masa remaja)
Periode ini biasanya dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Masa anak-anak awal (sejak usia 2 tahun sampai 6 tahun). Periode ini merupakan masa prasekolah atau masa kehidupan berkelompok. Anak pada masa ini berusaha untuk mengusasi lingkungannya dan mulai belajar untuk mengadakan penyesuaian sosial.
b. Masa kanak-kanak akhir (sejak usia 6 sampai 13 tahun untuk anak-anak perempuan dan 14 tahun untuk anak laki-laki). Dalam periode ini terjadi kematangan seksual dan anak. memasuki masa remaja. Perkembangan utama dalam masa ini adalah sosialisasi; anak berada pada usia sekolah dasar atau kehidupan berkelompok.
5. Masa Pubertas (sejak usia 11 tahun sampai dengan 16 tahun)
Masa ini merupakan masa-masa yang tumpang tindih, dua tahun tumpang tindih dengan masa anak-anak dan dua tahun tumpang tindih dengan awal masa remaja. Masa puber ini berkisar usia 11-15 tahun pada anak perempuan dan 12-16 tahun pada anak laki-laki. Pada masa ini tubuh anak mulai mengalami perubahan menjadi tubuh orang dewasa.
Perkembangan anak merupakan hasil proses pematangan (merupakan perwujudan potensi yang bersifat herediter) dan hasil proses belajar (perkembangan sebagai hasil usaha dan latihan). Feldman mengungkan bahwa kehidupan manusia berlangsung mulai tahap-tahap.Tahapan kehidupan manusia pada dasarnya sama dengan perubahan geologis bumi yang menjadi evolusi kehidupan yang bertahap. Tiap tahap dibedakan dengan adanya ciri dan karakteristik tertentu yang menonjol, merupakan kesatuan, keutuhan, dan keutuhan tiap-tiap perubahan.
Pada tahap yang berbeda, ciri tertentu lebih menonjol dari pada ciri-ciri lain. Dengan demikian kita dapat menandai tahapan-tahapan utama yang menunjukkan ciri-ciri perkembangan lainnya. Batas tahap-tahap perkembangan ini sangat bervariasi sesuai dengan perbedaan individu, dengan demikian batasan usia dalam periode-periode perkembangan merupakan suatu batasan yang tidak pasti.
E. Tahapan Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahannya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kementrian Kesehatan RI, 2012 : 4).
Pertumbuhan dapat dipantau dengan mengukur : berat badan, tinggi badan, lingkar kepala.
1. Pertumbuhan Berat Badan
Berat badan normal bayi baru lahir : >2,5 kg (berat badan rata-rata 3 kg
a. Kwartal I pertambahan berat badan ± 700-800 gram perbulan
b. Kwartal II pertambahan berat badan ± 600 gram perbulan
c. Kwartal III pertambahan berat badan ± 400 gram perbulan
d. Kwartal IV pertambahan berat badan ± 300 gram perbulan
e. Setelah 1 tahun lebih lambat 2kg pertahun
f. Umur 4-5 bulan = 2x berat badan lahir
g. Umur 1 tahun = 3x berat badan lahir
Menghitung Berat Badan = 8+2n Kg ( n = umur dalam tahun )
2. Pertumbuhan Tinggi Badan
Bayi baru lahir mempunyai tinggi badan rata-rata 50cm
a. Umur 1 tahun tinggi badan = 1,5 × panjang waktu lahir
b. Umur 4 tahun tinggi badan = 2 × panjang waktu lahir
c. Umur 6 tahun tinggi badan = 1,5 × tinggi umur 1 tahun
d. Umur 13 tahun tinggi badan = 3 × tinggi waktu lahir
Formula menghitung Tinggi Badan = 80 + 5n cm (n = umur dalam tahun)
3. Pertumbuhan Lingkar Kepala
a. Pada triwulan I bertambah 2 cm perbulan
b. Pada triwulan II bertambah 1 cm perbulan
c. Pada triwulan III bertambah 2 cm ( selama triwulan III )
d. Pada triwulan IV bertambah 1 cm ( selama triwulan IV)
e. Umur 1 tahun lingkar kepala bayi ± 46 cm
f. Umur 4 tahun lingkar kepala bayi ± 50 cm
g. Umur 10 tahun lingkar kepala bayi ± 52 cm
h. Umur 15 tahun lingkar kepala ± 54 cm
i. Manusia Dewasa lingkar kepala ± 54-56 cm
F. TAHAPAN PERTUMBUHAN OTAK PADA ANAK NORMAL
Pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibanding bagian tubuh lain sejak kehidupan intrauterin, bahkan berlanjut sampai tahun-tahun pertama kehidupan sehingga pada usia 6 tahun pertumbuhannya telah mencapai hampir 90% otak orang dewasa. Proses perkembangan otak di setiap fase dipengaruhi oleh faktor-faktor penting, yang meliputi; pengalaman sehari-hari, respons yang diterima, asupan nutrisi, aktivitas dan yang tak kalah penting adalah faktor genetis. Berikut tahapan pertumbuhan otak :
1. Janin - 5 tahun
Di lima tahun pertama kehidupan si kecil ini, fase perkembangan otaknya terbagi atas dua tahap :
a. Tahap 1: 0 - + 10 bulan (Janin)
Pada masa ini bagian-bagian otak mulai terbentuk, neuron (sel saraf) mulai tumbuh. Ini adalah masa paling penting dalam proses perkembangan otak anak karena akan terbentuk lebih dari 100 milyar sel sel saraf / neuron.
Agar proses perkembangan ini berlangsung optimal, ibu yang sedang mengandung perlu mengatur pola hidup selama masa kehamilan. Selain diharuskan untuk menjauhi rokok, alkohol, obat-obatan, dan menghindari bahan-bahan yang mengandung logam berat, karena bisa mengganggu pertumbuhan otak janin ibu hamil juga disarankan untuk tetap relaks (tidak mengalami stres), mengonsumsi cukup asam lemak essential spt AA,DHA, Asam folat, vitamin B6 dan B12. Para ibu juga diharapkan merangsang proses pembentukan otak janinnya dengan berbagai sensasi sentuh, dan suara.
b. Tahap 2: Lahir - 6 tahun
Setelah lahir, fase perkembangan otak yang dialami si kecil adalah pembentukan hubungan-hubungan/koneksi antara bermilyar-milyar sel saraf yang sudah terbentuk dan pematangan fungsi bagian-bagian otak yang digunakan untuk mengontrol gerak tubuh, berpikir, dan berpresepsi.
Bagian otak yang paling berkembang pada fase ini adalah Frontal Lobes. Bagian otak ini mengembangkan emosi, kedekatan, proses perencanaan, dan daya ingat. Pengenalan dan rasa nyaman anak terhadap diri sendiri juga berkembang pesat pada masa ini, sementara pengalaman sehari-hari akan membentuk kenyamanan emosional.
Saat berusia 6 tahun, berat otak anak telah mencapai 95% berat otak orang dewasa dan proses pematangan fungsi otak pada periode tumbuh-kembang ini membutuhkan energi dalam jumlah banyak dibandingkan periode lain.
Pada masa pematangan fungsi otak ini, hal yang penting dipersiapkan adalah asupan nutrisi yang baik dan lingkungan yang kondusif untuk menstimulasi kerja otak agar optimal. Nutrisi yang penting untuk pematangan fungsi otak ini adalah asam lemak essensial seperti AA, DHA dan EPA, asam amino seperti asam L-Glutamat dan juga multivitamin seperti Vitamin B kompleks, Vit B12 dan asam folat. Berikan anak berbagai kesempatan, dan respons dia dengan kasih sayang. Sebaliknya perlakuan negatif atau kasar akan memicu perkembangan emosi yang tidak stabil di masa depan.
2. Usia Sekolah
Proses perkembangan otak di usia sekolah terus berlangsung dan sebenarnya merupakan bagian dari proses perkembangan hingga dewasa (usia produktif, siap bekerja)
a. Tahap 3 : 7 - 12 tahun
Pada tahapan ini hubungan antarsaraf, atau dikenal sebagai 'grey matter' yaitu proses menyambungkan bagian-bagian otak terus berlangsung dan di perkuat. Pengulangan stimulasi akan memperkuat hubungan-hubungan yang telah terjalln. Jaringan lemak yang menyelimuti sel saraf atau sering disebut sebagai 'white matter' bertambah banyak, sehingga terjadi percepatan penyampaian sinyal yang berarti otak bekerja sangat baik untuk mengontrol sistem tubuh, dan hubungan antara sel saraf menjadi stabil.
Bagian yang paling terakhir mencapai kematangan adalah Prefrontal cortex. Bagian otak ini berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan, juga pengambilan keputusan. Tak heran jika banyak remaja terlihat sulit mengendalikan tubuh mereka. Cenderung bergerak cepat, atau sebaliknya kikuk bergerak.
Orang tua sebaiknya merangsang anak untuk dapat mengendalikan gerak tubuh. Caranya adalah dengan mengajaknya berolahraga. Umumnya gerakan-gerakan olahraga memiliki tujuan tertentu yang dapat merangsang anak menggerakan tubuhnya, sehingga terlatih dan terarah.
Sesungguhnya fase perkembangan usia ini berlangsung hingga seseorang mencapai usia 22 tahun. Pada usia tersebut, otak akan mencapai performa terbaik, dalam fungsi dan respons.
G. TAHAP PERKEMBANGAN MOTORIK
Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motoriknya, anak harus mempersepsikan sesuatu dilingkungannya sehingga memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak.
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik.
Perkembangan fisik berlangsung secara teratur, tidak secara acak. Perkembangan bayi ditandai dengan adanya perubahan dari aktivitas yang tidak terkendali menjadi suatu aktifitas yang terkendali. Perkembangan fisik pada masa bayi berjalan dengan cepat. Bayi belajar untuk mengendalikan kepala menggapai sebuah objek, dan barangkali berdiri dan berjalan ditahun pertama tersebut. Ketika anak- anak tumbuh, perkembangan dari keterampilan motor mereka tidaklah sama secepatnya dengan seperti pada masa kanak- kanak, tetapi hal tersebut berlangsung terus sepanjang masa kanak- kanak.
Dalam buku Balita dan Masalah Perkembangannya (2001) secara umum ada tiga tahap perkembangan keterampilan motorik anak usia dini, yaitu :
1. Tahap Kognitif
Pada tahap kognitif, anak berusaha memahami keterampilan motorik serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahap ini,dengan kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan pada masa yang lalu.
2. Tahap Asosiatif
Pada tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba- coba kemudian meralat ( trial and error ) olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali di masa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahapan sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi bagaimana melakukannya.
3. Tahap Autonomous
Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan respons yang lebih efesien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis. Pada anak- anak tertentu latihan tidak selalu dapat membantu memperbaiki kemampuan motoriknya. Sebab ada anak yang memiliki masalah pada susunan syarafnya sehingga menghambatnya melakukan keterampilan motorik tertentu.
Berikut adalah tahapan perkembangan motorik pada anak normal :
Usia 0-1 Tahun
Motorik Kasar :
Ø Refleks Menggenggam benda yang menyentuh telapak tangan.
Ø Menegakkankepala saat ditelungkupkan.
Ø Tengkurap.
Ø Berguling ke kanan dan kekiri. Meraih benda di depannya.
Ø Tengkurap dengan dadadiangkat dankedua tanganmenopang.
Ø Duduk dengan bantuan.
Ø Melempar benda yang dipegang
Ø Merangkak ke segala arah.
Ø Duduk tanpa bantuan.
Ø Berdiri dengan bantuan.
Ø Bertepuk tangan.
Ø Menarik benda yang terjangkau.
Ø Berjalan dengan berpegangan.
Ø Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan.
Ø Melakukan gerak menendang bola.
Motorik Halus
Ø Memainkan jari tangan dan kaki.
Ø Memegang benda dengan lima jari.
Ø Meraih benda di depannya.
Ø Tengkurap dengan dada diangkat dan kedua tangan menopang.
Ø Duduk dengan bantuan.
Ø Memasukkan benda ke dalam mulut.
Ø Memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain.
Ø Memegang benda dengan ibu jari dan jari telunjuk (menjumput)
Ø Meremas.
Ø Menggaruk kepala.
Ø Memegang benda kecil atau tipis (misal:potongan buah atau biskuit).
Ø Memukul-mukul atau mengetukngetuk mainan.
Usia 1-2 Tahun
Motorik Kasar :
Ø Berjalan sendiri.
Ø Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan merangkak.
Ø Menendang bola ke arah depan.
Ø Berdiri dengan satu kaki selama satu detik.
Ø Melompat di tempat.
Ø Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan berpegangan.
Ø Berjalan mundur beberapa langkah.
Ø Menarik benda yang tidak terlalu berat (kursi kecil).
Motorik Halus :
Ø Memegang alat tulis.
Ø Membuat coretan bebas.
Ø Menyusun menara dengan tiga balok.
Ø Memegang gelas dengan dua tangan.
Ø Menumpahkan benda-benda dari wadah dan memasukkannya kembali.
Ø Meniru garis vertikal atauhorisontal.
Ø Memasukkan benda ke dalamwadah yang sesuai.
Ø Membalik halaman buku walaupunbelum sempurna.
Ø Menyobek kertas.
Usia 2-3 Tahun
Motorik Kasar:
Ø Berjalan sambil berjinjit.
Ø Melompat ke depan dan ke belakang dengan dua kaki.
Ø Melempar dan menangkap bola.
Ø Menari mengikuti irama.
Ø Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi/rendahdengan berpegangan.
Motorik Halus:
Ø Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari.
Ø Melipat kertas meskipun belumrapi/lurus.
Ø Menggunting kertas tanpa pola.
Ø Koordinasi jari tangan cukup baik untuk memegang benda pipih seperti sikat gigi, sendok.
Usia 3-4 Tahun
Motorik Kasar:
Ø Berlari sambil membawa sesuatu yang ringan (bola).
Ø Naik-turun tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan kaki bergantian.
Ø Meniti di atas papan yang cukup lebar.
Ø Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm (di bawah tinggi lutut anak).
Ø Meniru gerakan senam sederhana seperti menirukan gerakan pohon, kelinci melompat).
Motorik Halus:
Ø Menuang air, pasir, atau biji-bijian ke dalam tempat penampung (mangkuk, ember).
Ø Memasukkan benda kecil kedalam botol (potongan lidi, kerikil,biji-bijian).
Ø Meronce manik-manik yang tidak terlalu kecil dengan benang yang agak kaku.
Ø Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus.
Usia 4-5 Tahun
Motorik Kasar:
Ø Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb.
Ø Melakukan gerakan menggantung (bergelayut).
Ø Melakukan gerakan melompat,meloncat, dan berlari secara terkoordinasi.
Ø Melempar sesuatu secara terarah
Ø Menangkap sesuatu secara tepat
Ø Melakukan gerakan antisipasi.
Ø Menendang sesuatu secara terarah
Ø Memanfaatkan alat permainan di luar kelas.
Motorik Halus:
Ø Membuat garis vertikal,horizontal, lengkung kiri/kanan,miring kiri/kanan, dan lingkaran.
Ø Menjiplak bentuk.
Ø Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit.
Ø Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media.
Ø Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media.
Usia 5-6 Tahun
Motorik Kasar:
Ø Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan.
Ø Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam menirukan tarian atau senam.
Ø Melakukan permainan fisik dengan aturan.
Ø Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri.
Ø Melakukan kegiatan kebersihan diri.
Motorik Halus:
Ø Menggambar sesuai gagasannya.
Ø Meniru bentuk.
Ø Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
Ø Menggunakan alat tulis dengan benar.
Ø Menggunting sesuai dengan pola.
Ø Menempel gambar dengan tepat.
Ø Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.
H. TAHAP PERKEMBANGAN BICARA DAN BAHASA
Bayi mulai belajar bahasa sejak hari pertama dilahirkan. Walaupun bayi belum menggunakan bahasa yang berarti sampai kira-kira berusia 10-12 bulan, mereka bisa mengkomunikasikan apa yang mereka mau/perlukan dengan berbagai macam cara.
1. Anak usia 1-6 bulan
Pada tahap ini, bayi berkomunikasi terutama dengan menangis dan bahasa tubuh. Mendekati usia 6 bulan, bisa dilihat dari perkembangan di permainan suara atau ocehan bayi (babbling). Bahasa penerimaan (receptive language) atau apa yang bisa dimengerti bayi, mulai berkembang pada usia ini. Perkembangan awal tentang bunyi (phoneme development) juga dimulai saat ini.
a. Menangis – digunakan oleh bayi untuk mengungkapkan kebutuhannya pada saat itu. Anak-anak menggunakan level ketinggian suara dan kekerasan suara yang berbeda untuk memberitahu pesan yang yang berbeda, misalnya lapar, tidak nyaman, sakit, ingin digendong, atau mengantuk.
b. Bahasa tubuh – merupakan bentuk komunikasi non-verbal, atau pengungkapan keinginan/kebutuhan tanpa menggunakan kata-kata. Pada saat ini, bahasa tubuh meliputi mengangkat lengan dan kaki, menolehkan kepala, tersenyum, dll.
c. Receptive language – dimulai dengan kemampuan mengenali suara orang, yang umumnya membuat bayi merasa nyaman. Mereka juga mulai menolehkan kepala ke arah suara-suara dan tersenyum. Seiring mereka tumbuh, mereka bisa merasakan perasaan si pembicara dari nada suara, terutama jika si pembicara sedang marah.
d. Phoneme development (perkembangan bunyi) – bunyi-bunyi vokal (a,i,u,e,o) adalah yang umumnya pertama digunakan anak-anak. Anda akan mulai mendengar perkembangan awal bunyi konsonan, misalnya konsonan yang dibuat di bagian belakang mulut (/k/ atau /g/). Mendekati tahap akhir periode ini, Anda bisa mengenali kombinasi konsonan dan vokal.
2. Anak usia 7-12 bulan
Ada sedikit perkembangan pada jangka waktu ini dan Anak bisa mulai mengenali dan meniru pola bicara. Bahasa tubuh berkembang menjadi berarti dan sosial. Ocehan bayi meningkat walaupun anak masih menangis seiring dengan bahasa tubuh sebagai cara utama untuk berkomunikasi. Phoneme development berlanjut dengan penambahan lebih banyak kombinasi konsonan dan vokal, lalu awal dari bicara yang mengandung arti.
a. Ocehan bayi (babbling) – Ketika mendekati 12 bulan, babbling berubah menjadi kata-kata yang lebih mempunyai arti. Anak mulai menggunakan ungkapan yang mirip kata-kata untuk menamai benda. Jika kata-kata ini digunakan secara konsisten, bisa dianggap sebagai kata-kata yang mempunyai arti.
b. Receptive language – Anak mulai mengerti bahwa benda mempunyai nama dan akan melihat atau mengarah ke benda yang disebutkan. Walaupun receptive languange-nya meningkat, anak tetap bergantung penuh pada isyarat-isyarat non-verbal dari pembicara untuk mengerti. Mendekati 12 bulan, anak mampu mengikuti perintah-perintah sederhana dan mengenali namanya sendiri serta beberapa bagian tubuh seperti mata, hidung, mulut, dll.
c. Phoneme development – seiring dengan bunyi /k/ dan /g/, Anda mulai mendengar lebih banyak bunyi yang dibuat di bagian depan mulut (b, p, m, n) dikombinasi dengan bunyi vokal. Anak-anak juga bermain dengan suara, atau mengkombinasi konsonan dan vokal dengan pola mengulang.
3. Anak usia 13-36 bulan
Pada masa ini, perkembangan bahasa anak meningkat dengan pesat. Ocehan bayi berubah menjadi kata-kata berarti dan perkembangan bunyi berlanjut. Receptive language mereka berkembang dengan pesat sekali.
a. Babbling/kata-kata berarti – Di awal fase ini, anak-anak mencampur-adukkan kata-kata dengan ocehan. Mendekati akhir fase ini, kosa kata anak berkembang hingga meliputi 200 kata. Anak-anak juga mampu menamai benda-benda umum dan menggabungkan 2-3 kata menjadi suatu kalimat.
b. Receptive language – di awal tahap ini, anak bisa mengerti dan menunjuk benda-benda umum jika disuruh. Kemampuan ini meningkat meliputi benda-benda yang sedang tidak dilihat oleh anak. Menuju bulan ke-36, anak bisa mengikuti perintah 2 tahap. Kemampuan ini meningkat cepat, diiringi perkembangan bahasa ekspresif (mengungkapkan) yang lebih lambat sampai kira-kira usia 3-4 tahun.
c. Phoneme development – seperti receptive language, phoneme development meningkat cepat di fase ini. Anda mulai mendengar bunyi “n,t,d,h,k, dan g”. Pola bicara bisa meliputi penggunaan konsonan /r/ digantikan dengan /w/. Ini adalah normal dan terjadi karena anak belum mengembangkan konsonan /r/.
I. TAHAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL
Perkembangan sosial anak-anak dapat dilihat dari tingkatan kemampuannya dalam berhubungan dengan orang lain dan menjadi anggota masyarakat sosial yang produktif. Hal ini mencakup bagaimana seorang anak belajar untuk memiliki suatu kepercayaan terhadap perilakunya dan hubungan sosialnya. Perkembangan sosial meliputi Kompetensi Sosial (kemampuan untuk bermanfaat bagi lingkungan sosialnya), Kemampuan Sosial (perilaku yang digunakan dalam situasi sosial), Pengamatan Sosial (memahami pikiran-pikiran, niat, dan perilaku diri sendiri maupun orang lain), Perilaku Prososial ( sikap berbagi, menolong, bekerjasama, empati, menghibur, meyakinkan {reassure = to make somebody feel less anxious or worried}, bertahan, dan menguatkan orang lain ); Perolehan nilai dan moral (perkembangan standar untuk memutuskan mana yang benar atau salah, kemampuan untuk memperhatikan keutuhan dan kesejahteraan orang lain)
Pada tahun awal perkembangannya, seorang anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan tentang tahap-tahap perkembangan perilaku dapat menolong kita untuk memahami tindakan setiap anak dan memberikan pengalaman yang akan mendukung perkembangan sosial mereka yang positif.
Tolak Ukur perkembangan sosial anak usia Middle dan Late Childhood :
Usia
|
Kompetensi dan Kemampuan sosial
|
Kognisi Sosial
|
Perilaku Prososial : Nilai dan Moral
|
6-11
|
· Membina hubungan dengan sesama teman sebaya daripada denganorang dewasa
· Persahabatan menjadi lebih utama dan sedikit lebih pendek
· Terlibat dalam permainan sosiodramatik
· Mulai tertari pada olahraga dan games
· Lebih mandiri ketika berkerja dan bermain
· Bekerjasama dengan teman sebaya, guru dan orang tua
· Mengembangkan kemapuanbernegosiasi
|
· Meningkatkan kepekaan akan diri sendiri
· Cenderung menjadi kompetitifa dan membanding-bandingkan antara dirinya dan orang lain.
· Memahami perbedaan gender
· Identitas gender semakin kuat pahami
· Condong pada kehalusan perilaku; mulai memahami bahwa tindakan tidak selalu merefleksikan pikiran dan perasaan
|
· Kelompok adalah kekuatan yang kuat
· Jika aturan bermain membawa konflik, menunjukkan sikap kewajaran
· Menghargai otoritas karena kekuatan figure otoritas yang dilihatnya
· Memiliki pandangan yang tegas tentang persamaan; setiap harus orang memperoleh jumlah yang sama ketika sesuatu dibagikan
· Mampu untuk mempertimbangkan faktor hubungan seperti motivasi dalam penalaran moral
|
Setiap tahap perkembangan emosional anak memiliki karakteristik yang berbeda yang mempengaruhi bagaimana anak bereaksi pada pengalaman yang mereka hadapi. Pengetahuan akan tahap-tahap perkembangan ini dapat menolong kita untuk beinteraksi dengan anak-anak dengan cara yang terbaik yang dapat menunjang perkembangan emosional mereka yang sehat; dapat memperlengkapi kita untuk menciptakan suatu hubungan yang hangat dan konsisten dengan anak; dengan cara yang sama, mengetahui bahwa anak usia 6-12 tahun (primary age-children) mendefinisikan harga dirinya dengan apa yang mereka percaya dapat mereka ketahui dan lakukan, maka kita akan menyediakan aktifitas/kegiatan yang menunjang bagi anak usia ini sehingga mereka menagalami pencapaian penguasaan dan pemenuhan perkembangannya.
J. TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
Piaget adalah seorang tokoh psikologi kognitif yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran para pakar kognitif lainnya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan metal anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.
Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangannya sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu :
1. Tahap sensorimotor (umur 0 - 2 tahun)
2. Tahap preoperasional (umur 2 - 7/8 tahun)
3. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
4. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun)
1. Tahap Sensorimotor menurut Piaget dimulai sejak umur 0 sampai 2 tahun.Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain :
a. Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya.
b. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
c. Suka memperhatikan sesuat lebih lama.
d. Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya.
e. Memperhatikan objek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.
Tahap sensorimotor
2. Tahap preoperasional mengatakan tahap ini antara usia 2 - 7/8 tahun. Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif.
Pra Operasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsep nya, walaupun masih sangat sederhana. Maka sering terjadi kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini adalah:
a. Self counter nya sangat menonjol.
b. Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.
c. Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar.
d. Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara deretan.
Tahap Intuitif (umur 4 - 7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini, anak telah dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman yang luas. Karakteristik tahap ini adalah :
a. Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya.
b. Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks.
c. Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.
d. Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah objek yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun, kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah objek adalah tetap sama meskipun objek itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.
Tahap Pra operasional
3. Tahap Operasional Konkret (umur 7 atau 8 - 11 atau 12 tahun).
Tahap operasional konkret
4. Tahapan Praoperasional Formal antara (umur 11/12 - 18 tahun).
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan". Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat :
a. Bekerja secara efektif dan sistematis.
b. Menganalisis secara kombinasi.
c. Berpikir secara proporsional.
d. Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Pada tahap ini mula-mula Piaget percaya bahwa sebagian remaja mencapai tahap formal operasional paling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa bahkan mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum dapat melakukan formal operasional.
Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu akan berbeda dengan proses belajar yang dialami oleh seorang anak pada tahap preoperasional, dan akan berbeda pula dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional konkret, bahkan dengan mereka yang sudah berada pada tahap operasional formal. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya. Guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif pada muridnya agar dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajarannya sesuai dengan tahap-tahap tersebut. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan tidak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa tidak akan ada maknanya bagi siswa.
K. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Setiap manusia pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan setiap perubahan yang terjadi pasti ada yang menyebabkan. ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan anak. Menurut Ali Khomsan, (2004) pertumbuhan fisik seorang anak dipengaruhi oleh dua faktor dominan yaitu lingkungan dan genetis. Kemampuan genetis dapat muncul secara optimal jika didukung oleh faktor lingkungan yang kondusif, yang dimaksud dengan faktor lingkungan di sini adalah intake gizi. Apabila terjadi tekanan terhadap dua faktor di atas, maka munculah growth faltering.Hal senada juga diungkapkan oleh Soetjiningsih (2001) bahwa faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil pertumbuhan. Faktor internal seperti biologis, termasuk genetic dan faktor eksternal seperti status gizi. Faktor internal (genetic) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan lingkungan yang tidak baik maka akan menghasilkan gangguan pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Di negara sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain disebabkan oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara optimal.
2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Menurut Soetjiningsih (1995), faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor dalam (internal)
a. Genetik
Pengaruh genetik bersifat heredo-konstitusional yang artinya bahwa bentuk untuk konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor genetik akan berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan, kematangan tulang, gizi, alat seksual, dan saraf.
1) terjadinya abortus, selain itu juga kekurangan oksigen pada janin juga akan mempengaruhi gangguan dalam plasenta yangdapat menyebabkan bayi berat lahir rendah.
2) Psikologi ibu --- Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin yang terdapat di dalam kandungan karenajanin dapat ikut merasakan apabila ibunya sedang sedih. Ibu hamil yang mengalami gangguan psikologi, maka dia tidak akan memperhatikan kondisi kandungannya dan akan berakibat pada kelahiran bayi yang tidak sehat.
Faktor postnatal, meliputi:
a. Pengetahuan ibu --- Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam perkembangan anak. Ibu yang mempunyai pengetahuan kurang, maka tidak akan memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya sehingga perkembangan anak akan terhambat, sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan baik maka akan memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya.
b. Gizi --- Makanan memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan, terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang anak, seperti :protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Seorang anak yang kebutuhan zat gizinya kurang atau tidak terpenuhi, maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
c. Budaya lingkungan --- Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau mempersepsikan pola hidup sehat.
d. Status sosial ekonomi --- Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada anak dengan status sosial ekonomi tinggi, pemenuhan kebutuhan gizinya sangat baik dibandingkan dengan anak yang status ekonominya rendah.
e. Lingkungan fisik --- Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.kebersihan lingkungan maupun kebersihan perorangan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Demikian pula dengan populasi udara baik yang berasal dari pabrik, asap rokok atau asap kendaraan dapat menyebabkan timbulny penyakit. Anak sering sakit, maka tumbuh kembanganya akan terganggu.
f. Lingkungan pengasuhan --- Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat penting dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak. Interaksi timbal balik antar ibu dan anak akan menimbulkan keakraban antara ibu dan anak. Anak akan terbuka kepada ibunya, sehingga komunikasi dapat dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara keduannya.
g. Stimulasi --- Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, misalnya : penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibudan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap perilaku anak. Anak yang mendapatkan stimulasi terarahdan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi.
Olahraga atau latihan fisik --- Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak, karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplay oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur. Selain itu, latihan juga meningkatkan stimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel.
L. Rangkuman
Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan . pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal. Sedangkan perkembangan merupakan proses perkembangan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya. Semua proses perkembangan dan pertumbuhan akan berjalan dengan irama dan ritme yang teratur sehingga dapat di identifikasi menurut dan mengikuti hukum pertumbuhan dan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Widayatun, Tri Rusmi. 1999. Ilmu Prilaku. Yogyakarta: PT. Fajar Interpratama
Sujiono, Yuliani Nurani, 2009, Konsep Dasar Paud, Jakarta: PT Index.
Desni, M.Psi. 2010. Metode Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Pontianak: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. 2009. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Comments
Post a Comment